Kebudayaan adalah aspek penting yang dapat
mencerminkan sejarah suatu daerah. Pada masa Bani Umayyah, perkembangan
kebudayaan berubah secara dramatis. Bani Umayyah adalah pemerintah Islam yang
berkuasa selama lebih dari 150 tahun, mulai dari 661 hingga 750 Masehi. Pada
masa ini, perkembangan kebudayaan yang dapat dilihat di wilayah bawah pengaruh
Bani Umayyah terutama berfokus pada bidang ekonomi, politik, sosial, dan
budaya.
Kebudayaan pada masa Bani Umayyah ditandai dengan
berbagai perkembangan yang signifikan, seperti penyebaran agama Islam ke
berbagai wilayah, yang membawa banyak perubahan pada kebudayaan. Penyebaran
Islam juga mendorong berkembangnya bahasa Arab, yang merupakan bahasa utama
yang digunakan sebagai bahasa resmi pada masa ini. Bahasa Arab digunakan untuk
mencatat sejarah dan menyebarkan informasi lainnya seperti pendidikan, politik
dan budaya.
Bani Umayyah juga dikenal karena kebijaksanaan
pemerintah mereka dalam mengatur ekonomi. Pemerintah menciptakan sistem
keuangan yang tangguh dan stabil, yang memungkinkan mereka untuk mencapai
tingkat kemakmuran yang tinggi. Ini membuat mereka dapat mengembangkan berbagai
kegiatan ekonomi seperti perdagangan dan industri, yang pada gilirannya
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Kebudayaan pada masa Bani Umayyah adalah gambaran yang
menarik tentang sejarah dan perkembangan yang telah terjadi. Perkembangan yang
signifikan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menyebarkan nilai-nilai estetika dan
keindahan. Perkembangan ini membantu menciptakan kebudayaan yang berkembang dan
berkembang di wilayah di bawah pengaruh Bani Umayyah.
Sistem Pendidikan yang Diterapkan pada Dinasti Umayyah
Secara essensial pendidikan Islam pada masa dinasti umayyah kurang begitu
diperhatikan, sehingga sistem pendidikan berjalan secara alamiyah.walaupun
sistemnya masih sama seperti pada masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Pada masa
ini pola pendidikan telah berkembang, sehingga peradaban Islam sudah bersifat
internasional yang meliputi tiga Benua, yaitu sebagian Eropa, sebagian Afrika
dan sebagian besar Asia yang kesemuanya itu di persatukan dengan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi negara. Dengan kata lain Periode Dinasti Umayyah ini
merupakan masa inkubasi. Dimana dasar-dasar dari kemajuan pendidikan
dimunculkan, sehingga intelektual muslim berkembang Pada masa Umayyah tuga
menulis semakin banyak, seperti membagi penulis dalam bidang pemerintahan,
seperti, penulis surat-surat, harta-harta, dan pada bidang pemerintahan lainnya
termasuk penulis dalam kalangan intelektual, (penerjemah). Hal ini di buktikan
dengan membuka jalan Pengajaran Bahasa Asing.
Lebih lanjut Pada masa Dinasti Umayyah pola
pendidikannya bersifat desentralisasi dan belum memiliki tingkatan dan standar
umum. Kajian pendidikan pada masa itu berpusat di Damaskus, Kufah, Mekah,
Madinah, Mesir, Kardoba dan beberapa kota lainnya, seperti Basyarah, Kuffah
(Irak) Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir). Diantara ilmu-imu yang
dikembangkan yaitu, Kedokteran, Filsafat, Astronomi, Ilmu Pasti, Sastra, Seni
Bagunanan, Seni rupa, maupun Seni suara. Dengan demikian pendidikan tidak hanya
berpusat di Madinah seperi pada zaman nabi dan Khulaur Rasyidin melainkan ilmu
itu telah mengalami ekspansi seiring dengan ekspansi teritorial.
Pada
periode Dinasti Umayah terdapat dua jenis pendidikan, yaitu;
1. Pendidikan
khusus yaitu pendidikan yang diselenggarakan dan diperuntukan bagi anak-anak
khalifah dan anak-anak para pembesarnya, Tempat Proses pembelajaran berada
dalam lingkungan istana, Materi yang diajarkan diarahkan untuk kecakapan
memegang kendali pemerintahan atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan
dengan keperluan dan kebutuhan pemerintahan, sehingga dalam penentuan dan
penetapan kurikulumnya bukan hanya oleh guru melainkan orang tua pun turun
menentukannya.
2.
Pendidikan yang di peruntukan bagi rakyat biasa. Proses pendidikan ini
merupakan kelanjutan dari pendidikan yang telah diterapkan dan dilaksanakan
sejak zaman Nabi Muhammad masih hidup. Sehingga kelancaran proses pendidikan
ini ditanggungjawabi oleh para ulama, merekalah yang memikul tugas mengajar dan
memberikan bimbingan serta pimpinan kepada rakyat.
Meskipun
terdapat dua sistem yang berbeda, penguasa pada dinasti umayyah tidak melupakn
akan pentingnya suatu pendidikan, adapun sistem yang diterapkan secara umumnya
sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan
Membentuk dan mengembang manusia “insan kamil”
(memilki keberanian, daya tahan saat tertimpa musibah (shabar), menaati hak dan
kewajiban tetangga (jiwar), mampu menjaga harga diri, (muru’ah), kedermawanan
dan keramahtamahan (penghormatan terhadap perempuan, pemenuhan janji.)
2. Tempat dan Lembaga-lembaga pendidikan
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat
desentrasi,. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah,
Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan
Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir). Umumnya pelajaran
diberikan guru kepada murid-murid seorang demi seorang. Baik di Kuttab atau di
Masjidpada tingkat menengah. Pada tingkat tinggi pelajaran diberikan oleh guru
dalam satu halaqah yang dihadiri oleh pelajar bersamasama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar